Lebih Dekat dengan Maulana, Calon Walikota Jambi 2024

baka calon walikota jambi 2024, h maulana.
Bakal Calon Walikota Jambi 2024, H Maulana. Foto: Istimewa

JAMBI, Angsoduo.net – Dr. dr. H. Maulana, M.K.M atau yang lebih dikenal sebagai Maulana, Ketua DPD PAN Kota Jambi, siap melangkah ke panggung politik yang lebih besar.

Sebagai calon Walikota Jambi 2024, Maulana membawa serta segudang pengalaman dan komitmen yang telah teruji dalam pengabdian sebagai Wakil Walikota Jambi periode 2018-2023.

Bacaan Lainnya

Pada tanggal 14 Februari 1976, saat dunia merayakan hari kasih sayang, di sebuah sudut kota kecil, lahir seorang bayi lelaki yang kelak akan menjadi harapan bagi banyak orang.

Maulana, demikian nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya, tumbuh di lingkungan yang sederhana, namun dipenuhi oleh cinta dan keteguhan nilai-nilai pendidikan serta moral yang kuat.

Kehidupan awal Maulana bukanlah kisah kemewahan, melainkan cerita tentang tekad dan semangat yang membara sejak dini.

Sejak kecil, Maulana dikenal sebagai anak yang penuh semangat dan tak kenal lelah. Ia menjalani hari-harinya dengan penuh antusiasme, tak pernah surut oleh keterbatasan yang ada.

Di SD Negeri Ampel III, tempat ia menuntut ilmu dasar, Maulana tidak hanya belajar membaca dan menulis, tetapi juga belajar tentang arti perjuangan dan kerja keras.

Setiap hari, langkah-langkah kecilnya menuju sekolah adalah bagian dari perjalanan besar yang membentuk karakter kuat dalam dirinya.

Ketika ia lulus pada tahun 1987, itu bukan sekadar kelulusan, tetapi sebuah tonggak awal yang akan membawa Maulana menuju cita-citanya.

Lulus dari SD, Maulana melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 22 Palembang, sebuah institusi yang akan menjadi saksi dari bakat dan minatnya yang mulai berkembang.

Di sini, Maulana tidak hanya menjadi siswa yang tekun, tetapi juga mulai menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada bidang kesehatan dan kepemimpinan.

Ia adalah sosok yang tak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari kehidupan di sekitarnya. Ia mengamati, mendengarkan, dan berusaha memahami bagaimana ia bisa berkontribusi lebih banyak.

Ketika Maulana menuntaskan pendidikan di SMP pada tahun 1991, ia telah menorehkan banyak prestasi dan mendapat pengakuan dari guru-gurunya.

Bakat dan kepemimpinannya mulai terlihat jelas, seolah memberikan isyarat akan perjalanan panjang yang telah menantinya di masa depan. Namun, perjalanan Maulana baru saja dimulai.

Dan setiap langkahnya selalu dipenuhi dengan semangat tinggi dan tekad yang tak pernah padam.

Perjalanan hidup Maulana terus berlanjut dengan penuh semangat dan tekad yang semakin menguat. Langkah berikutnya dalam petualangan akademisnya membawa Maulana ke MAN 1 Palembang.

Di sini, ia bukan hanya sekadar siswa biasa, melainkan seorang pemuda yang dengan gigih mengejar ilmu dan pengetahuan. Di tengah-tengah hiruk-pikuk kehidupan remaja, Maulana menunjukkan dedikasi yang luar biasa.

Ia lulus dari MAN 1 Palembang pada tahun 1994, membawa serta bekal ilmu dan semangat yang tak pernah padam.

Semangat yang tak kenal lelah ini membawa Maulana ke jenjang yang lebih tinggi. Ia melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, sebuah institusi bergengsi yang akan menjadi saksi dari ketekunan dan dedikasinya dalam mengejar cita-cita.

Di sinilah, di bawah naungan gedung-gedung megah dan di tengah atmosfer akademis yang kompetitif, Maulana menempa dirinya menjadi seorang calon dokter yang tidak hanya menguasai ilmu medis, tetapi juga memahami pentingnya pengabdian kepada masyarakat.

Setiap hari di kampus adalah tantangan yang dijawab dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Maulana menyelami lautan ilmu kedokteran dengan tekad untuk bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya kelak.

Setiap jam kuliah, setiap praktikum, dan setiap ujian adalah batu loncatan yang membawanya semakin dekat ke impian besarnya.

Tahun 2000 menjadi titik penting dalam perjalanan hidup Maulana. Ia berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Brawijaya, sebuah pencapaian yang tidak hanya membanggakan dirinya, tetapi juga keluarganya dan orang-orang di sekitarnya.

Gelar ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru dalam hidupnya. Dengan gelar dokter di tangan, Maulana melihat lebih jauh ke depan, merencanakan langkah-langkah berikutnya untuk terus mengembangkan ilmunya dan mengabdikan dirinya di bidang kesehatan masyarakat.

Bagi Maulana, gelar sarjana kedokteran adalah simbol dari kerja keras dan dedikasi, tetapi juga sebagai tanggung jawab besar untuk terus belajar dan berkontribusi.

Ia tahu bahwa di luar sana, banyak orang yang membutuhkan keahliannya, dan ia siap untuk menghadapi tantangan tersebut. Perjalanan akademisnya telah membentuknya menjadi seorang profesional yang tidak hanya terampil dalam ilmu medis, tetapi juga memiliki kepedulian mendalam terhadap kesejahteraan masyarakat.

Ketika orang lain mungkin merasa puas dengan gelar sarjana, Maulana merasa bahwa perjalanannya dalam menuntut ilmu belumlah usai. Ia adalah sosok yang selalu haus akan pengetahuan dan perbaikan diri.

Dengan semangat yang tak pernah surut, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, melangkah dengan penuh keyakinan menuju masa depan yang lebih cerah.

Tahun 2012 menandai sebuah tonggak penting dalam perjalanan akademis Maulana. Ia meraih gelar Magister Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, sebuah pencapaian yang mengukuhkan komitmennya dalam bidang kesehatan masyarakat.

Studi di universitas terkemuka ini memperluas wawasan dan pemahamannya tentang berbagai aspek kesehatan publik, memperkuat kemampuan analisis dan strateginya dalam menangani isu-isu kesehatan yang kompleks.

Namun, bagi Maulana, gelar magister bukanlah akhir dari pencariannya. Dedikasi untuk terus belajar dan berkembang mendorongnya untuk menempuh pendidikan doktoral di Universitas Pakuan.

Di sini, ia menghadapi tantangan yang lebih besar, menyelami penelitian mendalam dan menyumbangkan pengetahuan baru di bidangnya. Setiap jam yang dihabiskan di laboratorium, setiap halaman yang dibaca, dan setiap diskusi akademis yang diikuti adalah bagian dari perjalanan panjang menuju puncak pencapaian.

Pada tahun 2018, Maulana berhasil meraih gelar doktor, sebuah pencapaian luar biasa yang menjadi bukti nyata dari tekad dan kerja keras yang tak pernah pudar.

Gelar ini adalah simbol dari dedikasi tanpa batasnya dalam mengejar ilmu dan pengabdian kepada masyarakat. Ia bukan hanya seorang praktisi medis yang terampil, tetapi juga seorang akademisi yang berkomitmen untuk membawa perubahan positif melalui penelitian dan inovasi.

Setiap pencapaian akademis yang diraih Maulana adalah cerminan dari perjalanan panjang yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Ia telah membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan kerja keras, tidak ada batasan untuk apa yang bisa dicapai.

Gelar doktor yang disandangnya bukan hanya gelar kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar untuk terus memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat dan dunia kesehatan.

Kini, dengan semua ilmu dan pengalaman yang dimiliki, Maulana siap melangkah lebih jauh. Ia membawa serta visi yang jelas dan misi yang kuat untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam setiap langkahnya, ia selalu diiringi oleh semangat untuk belajar, berinovasi, dan memberikan yang terbaik.

Perjalanan Maulana adalah inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa dengan tekad yang tak pernah pudar, mimpi-mimpi besar bisa diwujudkan. (red)

Pos terkait