TEBO, Angsoduo.net – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menaruh perhatian besar pada stunting.
Menurut WHO, seperti disampaikan perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Yuslidar SP pada sosialisasi program percepatan penurunan stunting di Desa Sungai Keruh, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Sabtu (14/10/2023), stunting ialah masalah yang serius.
“Masalah nyata pada stunting bukanlah badan yang pendek, tetapi pengaruhnya terhadap kemampuan otak,” ungkap Yuslidar SP pada sosialisasi yang dihadiri anggota DPR RI Komisi IX Drs Zulfikar Ahmad, perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Yuslidar SP, Camat Tebo Tengah Sutarjo, Sekretaris Desa Bedaro Satria, Andriansyah dan Babinsa serta Babinkamtibmas.
Dijelaskan, WHO mendefinisikan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat dari gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak dianggap kerdil jika tinggi badannya berada 2 standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Berbagai penelitian menemukan bahwa kekurangan gizi dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) –mulai saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun– mengganggu perkembangan otak yang efeknya tidak bisa diperbaiki.
Otak anak-anak yang stunting tidak berkembang dengan baik dan gangguan kognitif akan terlihat bila otak anak dipindai.
“Tidak mengherankan bila anak-anak stunting menderita ketidakmampuan belajar dan lebih cenderung putus sekolah,” tambah Yuslidar.
Untuk diketahui, sosialisasi ini disambut antusias masyarakat yang hadir. Selain soal stunting, juga ada materi soal 2 anak lebih baik dan macam macam kontrasepsi bagi pria dan wanita.
Acara ditutup dengan pemberian door prize berupa kulkas, mesin cuci, strika, rice cooker dan kompor gas. (red)