Angsoduo.net – Seorang tokoh pemuda Jambi, Syaiful Bakri, menilai bahwa aktivitas batubara di Provinsi Jambi sudah selayaknya ditutup selamanya.
Dia menilai, sampai hari ini, manfaat bagi masyarakat Jambi oleh aktivitas batubara, kurang maksimal. Hanya bermanfaat bagi segelintir orang saja.
“Ya, kita tahu lah, paling sebatas sopir truk, distribusi minyak dan sedikit lainnya. Tapi bagi masyarakat Jambi, batubara ini malah bikin masalah saja terutama dari sisi kemacetan akibat truk batubara yang melimpah,” ungkap Syaiful Bakri.
Setelah ditutup sementara operasinya oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, diakuinya masyarakat Jambi bisa bernafas lega. Waktu tempuh dari dan ke Jambi-Sarolangun kisaran 3 sampai 4 jam saja di malam hari.
Sewaktu masih banyak truk batubara, jarak tempuh dari dan ke Sarolangun-Jambi, bisa mencapai belasan jam.
“Jadi apa faedah batubara bagi masyarakat Jambi secara luas? Tidak ada. Makanya, tutup saja selamanya batubara di Jambi ini,” tegas Syaiful.
Syaiful mengakui bahwa pemerintah daerah posisinya lemah karena tak punya nilai tawar kepada pengusaha batu bara. Itu karena semua izin ada di pemerintah pusat.
“Tetapi kan masyarakat tak tinggal diam. Nanti kalau masyarakat kompak nutup jalan bagi truk batubara, pemerintah pusat mau apa? Ini pernah dilakukan masyarakat di dekat pelabuhan Talang Duku lalu. Apa coba? Ndak ada yang bisa menghentikan, karena masyarakat sudah sangat kesal waktu itu,” beber Syaiful.
Karena itu, ia menyarankan agar aktivitas tambang batubara di Jambi benar-benar ditutup. Atau, setidaknya ditutup sampai jalan khusus bisa dilalui truk muatan batu bara.
“Sudah jelas-jelas kok di undang-undang Minerba, bahwa muatan minerba harus melalui jalan khusus. Di Jambi tidak, mereka pakai jalan umum. Enak saja hidup pengusaha batubara di Jambi ini. Sudah semena mena mereka itu,” bebernya.
Ia mengapresiasi Gubernur Jambi Al Haris yang menutup operasi tambang batu bara sejak tanggal 1 Maret 2023 lalu. Dan juga mengapresiasi usulan Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto, yang menegaskan agar batubara ditutup sampai jalan khusus bisa dilalui.
“Sudah benar ini. Masyarakat harus tahu, bahwa yang didesak ini para pengusaha batubara. Mereka bertanggungjawab bikin jalan khusus, bukan seenaknya pakai jalan umum,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Ketua DPRD Provinsi Jambi Edi Purwanto, beberapa hari lalu mengusulkan agar aktivitas tambang batubara di Jambi ditutup permanen. Sampai jalan khusus terbentuk, baru boleh beroperasi lagi.
Terpisah, Sayidina (40), warga Sarolangun yang juga seorang sopir travel, mengakui bahwa waktu tempuh kisaran 3 sampai 4 saja.
“Sekarang bisa 3 jam. Rata-rata 4 jam kalau dari Jambi ke Sarolangun,” ungkapnya, Senin (7/3/2023).
Sedangkan ketika batubara beroperasi, waktu tempuh bisa mencapai 8 sampai belasan jam.
“Kadang berangkat dari Jambi jam 5 sore, sampai di Sarolangun jam 12 siang,” tutupnya. (red)
Sumber: Jambiseru.com