Puisi Isbedy Stiawan ZS : Malam Lebaran

Puisi Isbedy Stiawan ZS
Isbedy Stiawan ZS. Foto : Istimewa

Puisi Isbedy Stiawan ZS : Malam Lebaran

Alhamdulillah
Alhamdulillah
Telah sampai perjalanan ini
Pendakian dan ujian
Dalam putaran satu purnama
Menjaga lapar dan dahaga
Merawat alquran sepanjang waktu
Menebar ibadah di ladang iman

Bacaan Lainnya

Aku puasakan segala amarah
Rasa rakus  kutahan habishabisan
Kepada-Mu seluruh ibadah matiku kuserahkan
Inilah saumku, ibadah wajib-sunahku,
Solat lailku, tadarusku, zikirku
Allah Akbar. Hanya memuja kebesaran-Mu

*
tahanlah sesaat. sampai langit
luruh. matahari pulang ke rumah
dan kau boleh tidur kembali, kata
waktu yang setia menemaniku

lalu ia melarangku melihat ke luar
matahari yang malumalu. daundaun
melambai pelan, juga sebab kurang
piknik dalam mimpinya; padahal
kau tahu aku sangat menyukai
paras cantik –langit dan tanah
yang selalu menggoda– untuk
kukecup-lumat

“sampai sekarat?”

seperti mataku yang semakin
–terus– meredup. mana tubuhmu,
aku sekarang ingin masuk ke mimpiku!

*

berangkatlah menuju matahari
terbenam, sebelum tiba malam
dan langit keperakan hilang

tunggu aku di situ
atau aku menunggumu
dalam keadaan sepi…

*
jika tak kujumpai bulan
ini malam karena awan
digandulu oleh tubuh hujan
mestikah kuhapus seluruh
malam yang telah memberi
cahayanya. yang indah

pada malammalam seperti ini
kau yang kurindu. kau yang
selalu kusebut begitu dekat
kini. teringat kisah saat
kau gigil. cuaca pekat

sunyi kala itu…

*

aku terbangun. waktu masih
pekat. di luar rumah, amat lengang
tak ada dirimu dalam kelam
juga tak kudengar langkahmu;
datang kemudian membawaku pergi

ini bukan mimpi, aku tahu itu

tapi aku belum bisa menafsir perjalanan
malam ini, dari kota yang satu ke kota
lain; bahkan harus terbang. sekiranya
tiada yang menerangkan, apakah jalan
bisa kurasa benderang?

kisahkisah itu telah lama kubaca. beratus
buku dan halaman cerita tentang perjalanan,
bahkan turunnya berupa bayang; begitu kelebat
– lebih cepat dari kilat, halilintar, atau gemuruh
hujan. saat di luar musim hujan dan aku belum
pula merindukan –

aku terbangun, kulihat di luar rumah waktu
melangkah pelan dalam pekat

30 April 2022/28 Ramadan 1443

*
kaulah takwa sebenarbenarnya
yang kucari selama ini; 64 ramadan,
64 nuzululquran, 64 malam qadar,
aku masukkeluar dan pulangnya
pada kau
yang memberi pukau

kaulah fitrah yang kuburu
karena fitri yang dirindu
olehku dan jutaan kami
sampai harus melata
di rumahrumah ibadah
ke dalan ayatayat suci

kaulah segala ampunan
dari rumah hingga tanah lapang
di sajadah panjang…

Allahu akbar
Walillah ilhamd

2022

BIODATA

Isbedy Stiawan ZS, lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di kota kelahirannya.

Ia menulis puisi, cerpen, dan esai juga karya jurnalistik. Dipublikasikan di berbagai media massa terbitan Jakarta dan daerah, seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Media Indonesia, Tanjungpinang Pos, dan lain-lain.

Buku puisinya, Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud RI (2020), Tausiyah Ibu masuk 25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua dinobatkan sebagai 5 besar buku puisi pilihan Tempo (2020).

Buku-buku puisi Isbedy lainnya, ialah Menampar Angin, Aku Tandai Tahilalatmu, Kota Cahaya, Menuju Kota Lama (memenangi Buku Puisi Pilihan Hari Puisi Indonesia, tahun 2014): Di Alunalun Itu Ada Kalian, Kupukupu, dan Pelangi, dan Kau Kekasih Aku Kelasi (Siger Publisher, 2021), Masih Ada Jalan Lain Menuju Rumahmu (Siger Publisher, 2021), Tersebutlah Kisah Perempuan yang Menyingkap Langit (Teras Budaya, 2021), Buku Tipis untuk Kematian (basabasi, 2021), Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang (Siger Publisher, 2022) dan Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan (Siger Publisher, 2022).

Kemudian sejumlah buku cerpennya, yakni Perempuan Sunyi, Dawai Kembali Berdenting, Seandainya Kau Jadi Ikan, Perempuan di Rumah Panggung, Kau Mau Mengajakku ke Mana Malam ini? (Basabasi, 2018), dan Aku Betina Kau Perempuan (basabasi, 2020), Malaikat Turun di Malam Ramadan (Siger Publisher, 2021).

Isbedy pernah sebulan di Belanda pada 2015 yang melahirkan kumpulan puisi November Musim Dingin, dan sejumlah negara di ASEAN baik membaca puisi maupun sebagai pembicara. Beberapa kali juara lomba cipta puisi dan cerpen.

Proses kreatif Isbedy Stiawan ZS menjadi tesis Pascasarjana Fitri Angraini di FKIP Universitas Lampung (Unila) kemudian terbit sebagai buku bertajuk Dunia Kreatif Isbedy Stiawan ZS (editor Maman S. Majayana, Penerbit Aura Publisher).

Pos terkait