RUNTUH
Oleh : Necia Uci Chayani *
Rembulan,
Selalu setia menerangi langit malam
Cahaya bintang di langit,
Menemaniku di kala sunyi hinggap
Menemaniku di kala gusar menyelimuti
Langit menjadi saksi bisu
Disaat ku menangis,
Membayangkan kenangan masa lalu
Baca Juga : Puisi Finta Haliza (Jambi): Epiphany
Tuan
Kini hanya setumpuk tanah yang tampak
Hanya sebongkah nisan sebagai tanda
Engkau pergi tanpa pamit
Membuat jembatan jarak yang tak mampu ku lewati
Saat ini aku sangat merindukanmu
Ingin berada disampingmu, mendekap erat ragamu.
Kau ingat saat itu…
Saat hari-hari kita tertawa tanpa memikirkan keluh kesah yang ada
Langkah kaki terasa ringan melewati hari-hari
Kita sangat bahagia
Kini, setapak yang kulalui terasa susah
Hantaman memori dan bendungan air mata tak kuasa kutahan
Dan hanya untuk sekedar singgah ke tempat itu,
Aku tak kuat.
Baca Juga : Puisi Jesica Indah Fitri (Jambi): “Perihal cinta”
Hilang sudah separuh jiwaku
Karenamu yang sudah pergi tanpa pamit
Karenamu terciptanya makna bahagia
Karenamu kemudi kehidupanku tak terkendali
Sekarang semuanya hanya bisa ku kenang
Tak mungkin ada yang bisa terulang
Semuanya menjadi memori usang
Yang tak perlu lagi ruang
Jambi, November 2021
* Necia Uci Chayani adalah Mahasiswi Unja
Sumber Network : Jambiseru.com