Sastrawan Jambi Dimas Agoes Pelaz Tutup Usia

Berita duka datang dari dunia sastra di Provinsi Jambi. Dimas Agoes Pelaz (DAP), seorang penyair dan juga cerpenis Jambi, tutup usia hari ini, Senin (5/7/2021).

Dikabarkan, DAP menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat intensif sejak awal tahun 2021 ini.

Baca juga : Apple Watch 7 Dirilis

Di kalangan seniman Jambi, Dimas Agoes Pelaz dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah membaur. Ia mudah akrab baik dengan sesama orang tua maupun anak muda.

Hari-harinya diisi dengan menelurkan sekian banyak karya. Mulai dari puisi hingga cerita-cerita pendek.

Salah satu buku DAP  berjudul Gado-gado 50. Buku ini diterbitkan tahun 2009 lalu dan masih tersimpan rapi di perpustakaan Jambi.

Selain seniman dan sastrawan, DAP juga seorang wartawan senior di Provinsi Jambi.

Selamat jalan, Bang Dimas…(*)

Berikut puisi Dimas Agoes Pelaz : 

Biodata Dimas Agoes Pelaz :

Lahir di Kaki Gunung Merapi, Muntilan, Jawa Tengah. 24 Agustus 1960. Kini menetap di Jambi. Selain penyair dan jurnalis di sebuah stasiun televisi, juga berwiraswasta. Buku yang pernah diterbitkannya, antara lain Antologi Puisi Gunungan (1980 bersama anak-anak Insani), Sajak-Sajak Cinta (1992 bersama T. Wijaya), Girah (1993 bersama penyair-penyair Palembang), Aku Hari Ini (1997), Ketika Tonggak Meranti Menangis (1997). Bersama Teater Potlot mengaktori Lysisastra (1990), Wong-Wong (1991), Kursi (1992), Bonseras (1993-1994), Ikan Asin 50 Tahun Dalam Kaos Kaki (1995).

Puisi Dimas Agoes Pelaz :

Malam-Malam Jazzy

Jazzy masihkah lagu berirama

Ketika sepi menjajah hati

Malam tidak sepenuh kita miliki

Dan keberuntungan bersembunyi disebalik gitar

Jazzy adakah syair yang layak kau nyanyikan

Selain kebimbangan demi kebimbangan

Cobalah tengok ada wajah asing

Menembus gelap

Ada tangan lain menanti jamah

Ada aku yang bertanya: Kenapa pertemuan menjadi

Kalidoni, Januari 2009

Berhembus

Angin berhembus ketika kita mengolah kata

Waktu mengalir tak terasa

Malam berganti dingin

Mengembun

Celoteh berbaur hati membuai

Orang-orang mengadu nasib

Dan cinta diperebutkan dalam taruhan sesaat

Kalidoni, Januari 2009

Baca juga : Quotes atau Kata Indah Tentang Rindu

Pos terkait