puisi ilustrasi |
Merdeka, ialah hak segala bangsa, sakral
MUKADDIMAH PERJANJIAN BERBANGSA
KATA KUNCI HAK MANUSIAWI, ADAKAH
MAMPU MENUMPAS TINDAS MENINDAS SESAMA ?!
MERDEKA ADALAH, GEMPITA
JERITAN,
PERANG,
DERITA,
MUNCRATKAN DARAH,
GENANGKAN AIR MATA,
DIBALUR TABUR BUNGA PUSARA,
BENTANGAN KANVAS
PADUAN WARNA
LUKISAN ANAK NEGERI.
MERDEKA ADALAH
MEMERINTAH SENDIRI
DIPERINTAH SENDIRI
MENGHUKUM SENDIRI
DIHUKUM SENDIRI
PERATURAN SENDIRI
SENDIRI?!?
SENDIRI
MERDEKA SENDIRI.
Mendahara, awal Januari 2000
Mesiu
Tarian asap mesiu
Kembang di padang perburuan
Membungkus kota penuh kancah
Darah dan air mata
di atas borok yang menganga.
Membenam putra bunda
yang terenggut tali kasih
atar sesama.
Tak mesti,
mereguk darah sendiri
demi ambisi.
Tak mesti,
mengganti bendera
demi sepiring nasi.
Tak mesti,
membumi hanguskan persada
yang sedang berduka.
Asap mesiu
merayap ke lembar sejarah
mencencang peta
mengepul di ubun jelata
kembang bencana.
Asap mesiu mengepul di pedupaan
jadi kafan sang Durja.
Jambi, Medio 2002
M Yusuf Asni, Tokoh tua yang menekuni dunia kepenyairan ini berdomisili di sebuah desa di kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dari bimbingannya berlahiran banyak penyair-penyair muda yang berpotensi di provinsi Jambi. Beberapa buku antologi puisinya seringkali menghiasi etalase toko di kota ini.
Tayang di angsoduo.net pada 11 April 2005